Lensakita.id-Kolaka Utara, Massa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Pemuda Mahasiswa (AGPM) Kolaka Utara (Kolut) kembali mendatangi kantor DPRD Kolut untuk melakukan rapat dengar pendapat (RDP) terkait aktivitas pemuatan ore nikel di Jetty PT Kurnia Mining Resource yang berada di Desa Mosiku, Kecamatan Batu Putih, Senin (11/1).
Sejumlah koalisi lembaga yang tergabung diantaranya Satuan Siswa Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila SAPMA PP, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kolut, Pergerakan Pemuda Mahasiswa Kolaka Raya PPM-Kolaka Raya, Gerakan Pemuda Marhaenis GPM dan Poros Kodeoha-Tiwu PORHATI.
Jendral Lapangan, Syarif menyoroti dugaan tak adanya izin terminal khusus (tersus) atau izin penggunaan Jetty oleh PT Kurnia.
“Kegiatan hari ini melakukan haering kepada pihak DPRD Kolut, untuk mengeluarkan berita acara penutupan Jetty milik perusahaan tersebut dan pihak perusahaan melalui direkturnya pun memberikan pernyataan bersedia menutup aktifitas di area Jetty,” jelasnya.
Ketua DPRD Kolut, Buhari Djumas menambahkan aksi yang dilakukan para mahasiswa telah terima dan sudah membuat kesepakatan dari pihak PT Kurnia.
“Untuk sementara sejak tanggal 11 Januari 2021 sampai dokumen perizinan PT Kurnia Mining Resource pelabuhan khususnya benar benar selesai, baru bisa kembali beraktivitas seperti biasannya,” ujar Buhari.
“Tidak hanya itu kami minta kapal, yang sementara berlabuh agar meninggalkan tempat, dan Saya harap dinas lingkungan hidup agar lebih aktif untuk berkunjung ke lokasi dan mewajibkan perusahaan tambang membuat sedimen pon yang memadai,” ungkapnya.
Lanjut Buhari, dirinya meminta kepada pihak Syahbandar Kolaka untuk tidak mengeluarkan surat persetujuan berlayar (SPB) dan surat perintah surat perintah olah gerak (SPOG) pada Jetty PT Kurnia berdasarkan berita acara penutupan yang disepakati pihak perusahaan maupun pihak mahasiswa.
Sementara itu, Direktur PT Kurnia Baktiar D menyebut dengan penutupan pelabuhan Jetty, “Kami anggap selesai, sampai kami memenuhi persyaratan dan kami sepakat tidak akan lagi membagikan kepada orang lain untuk kedepannya penggunaan pelabuhan Jetty PT Kurnia Mining Resource,” kata dia.
Pihaknya berharap dengan penutupan aktivfitas Jetty, pihak penambang ilegal bisa berhenti dengan sendirinnya.
“Karena Jetty khusus milik PT Kurnia Mining Resource kami sudah sepakati untuk sementara tutup namun perlu kita ketahui satu hal kami sampaikan IUP kami ada, dan saya minta kepada adik mahasiswa untuk bersama sama menjaga disana, jika kami keluar dari titik koordinat,” harapnya.
“Tutupnya tambang kami tidak masalah dan sudah itu jalan terbaik. jika ada yang menggunakan pelabuhan Jetty PT Kurnia Mining Resource, maka itu yang baik untuk kita serang, dan bisa kita serahkan kepada pihak kepolisian berdasarkan berita acara yang kita sepakati bersama di acara rapat dengar pendapat (RDP) hari ini. Harapan kami, semoga pihak yang bergelut di tambang semua bisa patuh menjalankan aturan, karena kami tidak mau lagi ada merusak seperti tahun kemarin direksi sebelumnya, yang sudah merugikan banyak perusahaan ini,maka dengan ini kami lebih hati-hati,” pungkasnya
Laporan – Asran