LENSAKITA.ID-KONAWE. Warga Desa Mokowu, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyesalkan tindakan pembiaran aparat kepolisian dalam menjaga kondusifitas penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT), Rabu (19/10/2022) lalu.
Pasalnya, saat penetapan DPT di Desa Mokowu, tak ada satupun aparat kepolisian yang menjaga keberlangsungan kondusifitas diwilayah itu.
Bahkan terbilang, Desa Mokowu adalah daerah rawan konflik jika keberlangsungan pemilihan seperti apa yang dilakukan sekarang (pemilihan kepala desa).
Warga inisial IS mengatakan, saat kejadian beberapa warga nyaris ricuh, bahkan aparat kepolisian tak ada ditempat sehingga mereka bertanya jika penetepan itu sudah diatur.
“Ini yang mencalonkan istri polisi, kami menduga ini ada setingan, karena pada saat penetapan DPT Bhabinkabtibmas tidak ada ditempat. Alasannya pergi jemput anaknya, mentang-mentang istri Polisi yang mencalonkan,” duga IS kepada media ini.
Dari kejadian itu, pendatanganan DPT kata IS terkesan terpaksa. Sebab, warga sebagian sempat menolak jika tidak pasti berbuntut pada kericuhan.
Menanggapi hal itu, Kabag ops Polres Konawe, Kompol Jamaluddin Saho, mengaku anggotanya telah melaksanakan tugas dalam menjalankan kondusifitas di Desa Mokowu.
Namun hal itu terbantahkan kembali, jika IS mengaku warga nyaris cekcok saat penetapan berlangsung.
“Kejadiannya sementara berlangsung acara, bukan sesudah acara dan polisi sudah tidak ada ditempat,” kata Jamaluddin saat di konfirmasi, Rabu (26/10).
Is berharap, jika Polres Konawe tak sanggup mengerahkan aparat dalam pengamanan di Desa Mokowu, apa boleh buat personel Polda Sultra saja yang melakukan pengamanan di Desa tersebut.
“Ya kalau Polres Konawe tidak bisa, Polda Sultra saja,” tegasnya.
Laporan : Lensakita.id