LENSAKITA.ID-KENDARI. Sebuah kapal tongkang dengan pass name Teratai Kuning II yang diduga pengangkut ore nikel PT. Bintang Sarana Mineral (BSM) di Mandiodo, Kabupaten Konawe Utara (Konut) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berlabuh tanpa izin sandar. Hal itu terjadi pada 09 Oktober 2022, sekitar pukul 17.00 WITA.
Hal ini diketahui setelah Front Rakyat Anti Korupsi (FRAKSI) Sultra yang melakukan investigasi lapangan ke Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) kelas III Molawe.
“Karena tidak menyampaikan laporan kedatangan kapal dan ijin sandar serta tidak membayar retribusi ke pengelola Pelabuhan maka tentu hal tersebut merugikan Perekonomian Daerah dari segi serapan PAD,” ucap Ketua FRAKSI Sultra, Rahmat (10/10/2022).
Berdasarkan informasi yang dihimpun FRAKSI Sultra, diduga kapal tersebut berlabuh guna mengangkut nikel milik PT. BSM yang berasal dari lokasi IUP PT. Antam tbk dengan menggunakan dokumen ilegal.
“Kami menerima informasi kedatangan kapal ini tidak memiliki ijin berlabuh dari Tersus dan hendak memuat ore nikel hasil aktivitas Tambang Siluman di IUP PT. Antam” terangnya.
Kerjasama apik antara Kapal Tongkang & PT. BSM dalam menjual nikel dengan modus “Pinjam dokumen” dan “Dokumen Terbang” menyebabkan adanya kerugian negara yang cukup signifikan.
“kalo nambang apalagi ilegal yah pasti sebabkan kerusakan lingkungan, tidak adanya jaminan reklamasi, tidak ada jaminan pasca tambang, berkurangnya cadangan nikel negara dan tidak ada pungutan iuran tetap baik soal PNBP maupun retribusi,” terangnya.
Menghindari kejadian serupa terulang, FRAKSI Sultra mengajukan rapat dengar pendapat (RDP) ke Komisi III DPRD dengan melibatkan PT. BSM, Dinas Perhubungan Sulawesi Tenggara maupun KUPP kelas III Molawe serta Dinas Pendapatan Konawe Utara.
“RDP ini untuk memastikan penerapan regulasi terkait transportasi angkutan air & prinsip-prinsip pertambangan yang legal guna optimalisasi serapan Pendapatan Asli Daerah dari segi retribusi serta sehingga siapapun dimanapun & kapanpun kita akan kejar pemenuhan kewajibannya. Jangan hanya enaknya yang mau diambil dari daerah kita, tapi kontribusi juga harus ada,” tutupnya.
Laporan : Awal