LENSAKITA.ID–JAKARTA. Forum pencinta Alam Sulawesi Tenggara (Fortal Sultra) melakukan aksi demonstrasi di Mabes Polri dan Dirjen Minerba terkait dugaan konspirasi kejahatan ilegal mining di desa landawe dan desa tambakua kecamatan Landawe ,kabupaten Konawe Utara.
ketua umum Fortal Sultra Alki sanagri membeberkan, bahwa PT. Bosowa Mining (BM) merupakan pemegang Izin usaha pertambangan di desa landawe dan desa tambakua, Konawe Utara , tetapi yang ironis hadirnya PT. Mineral Sultra Semesta (MSS) yang diduga melakukan pertambangan dilahan koridor bersampingan dengan lahan PT. Bosowa Mining.
“Berdasarkan data yang kami miliki bahwa PT. Mineral Sultra semesta (PT. MSS) diduga telah melakukan kerja sama ilegal mining dengan pihak pemilik Iup yaitu PT. Bosowa mining,” kata Alki pada media media ini, Kamis (16/03/2023).
Ia juga mengungkapkan bahwa jalan Hauling yang berada di PT. Bosowa Mining cuma terdapat satu jalur jalan dan patut diduga yang memfasilitasi PT MSS untuk melakukan penjualan Ore Nikel adalah PT. Bosowa mining itu sendiri.
“Kami memiliki bukti terkait dugaan praktek jual beli dokumen terbang yang dilakoni oleh PT. Bosowa Mining dan sekarang perusahaan yang difasilitasi oleh PT. Bosowa Mining telah menjadi tersangka , ini membuktikan bahwa PT. Bosowa mining terduga melakukan jual beli dokumen yang dimana telah melanggar pasal 263 kuhp dengan ancaman pidana 6 tahun penjara,” tandasnya.
Sementara di tempat yang sama selaku korlap aksi Tomi Dermawan meminta Mabes Polri dan Dirjen Minerba untuk memeriksa direktur PT. MSS dan PT. Bosowa Mining yang diduga kuat melakukan pertambangan dilahan koridor yang difasilitasi oleh PT. Bosowa Mining dan melanggar pasal 158 UU minerba nomor 4 tahun 2009 , dengan pidana penjara 10 tahun dan denda sebanyak 10 milyar rupiah.
“Kami sangat berharap kepada aparat penegak hukum dalam hal ini Mabes Polri dan Dirjen Minerba RI dapat merepon gerakan kami hari ini dan segera menindak lanjuti,” tutupnya.
Laporan : Lensakita.id