Lensakita.id-Kolaka Utara, Ratusan massa Tamalaki tergabung dalam Forum Komunikasi Ormas Tolaki Bersaudara (Formasi) berjanji akan pressure kasus PT Riota Jaya Lestari ke provinsi.
Dalam konferensi persnya di Markas Besar (Mabes) Tamalaki Patowonua, Ketua Tamalaki Wonua Ndolaki (Tawon) Ahmad Baso, usai menggelar aksi demonstrasi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kolaka Utara (Kolut), Kamis (15/7/2021), mengungkapkan Formasi tidak akan tinggal diam atas kejadian yang terjadi saat aksi tersebut.
“Kami yang tergabung dalam Formasi telah bersepakat, tidak akan tinggal diam atas kejadian hari ini. Apa yang terjadi hari ini merupakan imbas atas ketidak bertanggung jawab pihak perusahaan dan kami melihat pihak perusahaan mencoba membenturkan pihak kami dengan kepolisian,” kata Ketua Tawon.
Ahmad baso juga menyatakan, seharusnya pihak perusahaan duduk bersama dengan pemerintah, DPRD, ormas kebudayaan, dan masyarakat yang terdampak aktivitas pertambangan untuk membicarakan persoalan tersebut secara baik-baik tapi mereka justru tidak berada ditempat.
“Kami juga sangat kecewa dengan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab yang telah mencederai aksi damai yang kami lakukan tadi ( (15/7 Red),” jelasnya.
Selain itu, Ahmad Baso menegaskan, masalah tersebut pihaknya dari Formasi akan membawa ketingkat provinsi untuk mempresure pihak pemerintah provinsi yakni Gubernur dan Wakil Gubernur, DPRD Provinsi, DLH, Dinas Pertambangan, Dinas Kehutanan, dan Kapolda Sultra agar segera menghentikan aktivitas pertambangan PT Riota Jaya Lestari sampai mampu memenuhi syarat untuk melakukan aktivitas pertambangan dan menyelesaikan persoalan dengan masyarakat yang terdampak.
“Saya tegaskan, kami tidak akan tinggal diam dengan persoalan ini dan kami yang tergabung dalam Formasi akan turun full dengan kekuatan penuh. Sekali saya tegaskan, saya akan hitamkan Sulawesi Tenggara,” tegas Ketua Tawon.
Selain itu juga Ahmad Baso juga meminta pihak PT Riota Jaya Lestari bertanggung jawab atas dugaan pengrusakan makam leluhur Tolaki (Wende’pa) yang berada di Tanjung Watulaki yang terletak di Dusun IV Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua .
Sementara itu ditempat yang sama, Ketua Tamalaki Patowonua, Mansiral Usman, SH menyatakan dirinya bersama ormas Tamalaki Patowonua menunggu instruksi dari para ketua ormas yang tergabung Formasi untuk yang akan aksi besar-besaran di Kendari dalam waktu dekat ini.
“Kami akan terus berupaya mencari solusi untuk menyelesaikan persoalan ini sehingga ada titik terangnya,” pungkasnya.
Sekedar informasi, aksi demonstrasi yang dilakukan oleh gabungan ormas Formasi hari ini (Kamis 15/07 Red) berakhir ricuh yang menyebabkan dua anggota Polres Kolut terkena lemparan batu di bagian kepala dan dada. Sementara satu orang dari ormas Tamalaki Patowonua mengalami luka pada bagian kaki akibat terkena gas air mata.
Aksi tersebut merupakan buntut dari aktivitas pertambangan dan pembangunan jetty yang dilakukan PT Riota Jaya Lestari di Tanjung Watulaki yang terletak di Dusun IV Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua yang diduga merusak makam leluhur moyang etnis Tolaki.
Selain diduga merusak makam, aktivitas perusahaan tambang tersebut juga diduga mencemari laut perairan Lambai oleh limbah B3 dan sendimen lumpur yang menyebabkan hilangnya mata pencaharian nelayan di Desa Lambai dan desa-desa sekitarnya.
Laporan – Asran