Lensakita.id-Klaten, Bupati Klaten, Sri Mulyani angkat bicara perihal kasus kematian seorang pelajar saat mengikuti latihan pencak gratis silat beberapa waktu lalu. Menurutnya, peristiwa itu menjadi keprihatinan bersama dan perlu dilakukan evaluasi supaya tidak terulang kembali.
“Saya ikut prihatin dengan adanya salah satu murid silat yang beberapa waktu lalu meninggal saat latihan. Tentunya ini menjadi kewaspadaan kita bersama,” kata Mulyani, Rabu (07/04/2021).
Lebih lanjut disampaikan, setiap senior maupun pelatih diharapkan bisa menjalankan kepelatihan yang baik. Meski setiap perguruan pencak silat memiliki tradisi masing- masing, namun sistem pelatihannya jangan terlalu keras yang dikhawatirkan bisa berakibat fatal.
Sebab menurut Mulyani, kondisi fisik setiap orang berbeda- beda. Sehingga keamanan bagi murid- murid perguruan pencak silat harus diutamakan. Disisi lain, peristiwa ini harus dijadikan evaluasi bagi senior maupun pelatih perguruan pencak silat supaya tidak terulang kembali.
“Jangan telalu keras dalam memberikan materi. Tradisinya ya sesuai tradisi, tapi kan kondisi orang beda- beda. Maka harus dilakukan evaluasi,”. pungkasya.
Sementara itu Ketua Harian Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Tengah, Darmadi mengaku prihatin dengan peristiwa itu. IPSI Jawa Tengah siap memfasilitasi persoalan ini antara pihak keluarga korban dengan perguruan pencak silat supaya selesai dengan baik.
“Kami sangat prihatin. Latihan itu faktor pelatih sangat penting untuk bagaimana berjalan baik. Maka kedepan harus hati- hati, kita harus bisa mengukur siswa seperti ini, umur segini itu ada porsi latihan masing- masing,”. pungkasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, MN (15) warga Desa Srebegan, Kecamatan Ceper meninggal dunia, Minggu (04/04) saat latihan silat. Polres Klaten sudah menetapkan enam tersangka dalam kasus ini, mereka ada senior MN. Tiga tersangka sudah dewasa, dan tiga lainnya dibawah umur.
Laporan – Muhammad Riyadi