LENSAKITA.ID–KOLAKA UTARA. Puluhan pemuda yang tergabung dalam Konsorsium Pemuda Kolaka Utara menggelar aksi unjuk rasa di halaman Polres Kolaka Utara, pada Senin (24/07) yang kemudian dilanjutkan di kantor DPRD Kolaka Utara.
Para demontrasi tersebut, mendesak pihak Aparat Penegak Hukum (APH) dalam hal ini Polres Kolaka Utara agar segera menghentikan aktivitas pertambangnan pihak perusahaan PT. Kasmar Tiar Raya (PT. KMR). Yand di duga kuat PT. KMR tidak mematuhi aturan lingkungan yang berlaku, seperti tidak memiliki Projeck Area, Penampungan BBM Sesuai Standar, penampungan limbah B3, dan Settling Pond yang berimbas kepada Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan.
“Kami mendesak Polres Kolaka Utara untuk menyelidiki dugaan penggunaan BBM jenis solar ilegal oleh PT. KMR. Kami meminta DPRD untuk memeriksa data karyawan PT. Kasmar Tiar Raya yang terdaftar pada BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini diyakini akan membantu dalam memahami lebih lanjut situasi perusahaan dan kesejahteraan karyawan yang terlibat, “kata Kurniawan Sandi, salah seorang orator dalam aksi Konsorsium Pemuda Kolaka Utara.
Lebih lanjut Kurniawan juga menjelaskan, pihaknya adanya keadilan serta transparansi. Serta Konsorsium Pemuda Kolaka Utara juga mendesak DPRD Kolaka Utara untuk segera menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan menghadirkan instansi terkait dan perusahaan PT. KMR.
Sehingga kata Kurniawan, semua pihak dapat saling berdiskusi dan mencari solusi terbaik untuk masalah lingkungan yang sedang dihadapi.
Selain itu juga Konsorsium Pemuda Kolaka Utara juga meminta Kepala UPP Kelas III Syahbandar Kolaka Utara untuk tidak menerbitkan Surat Izin Berlayar (SIB) kepada tongkang yang menggunakan dokumen PT. KMR. Karena menurut Kurniawan, langkah tersebut diambil untuk menghindari potensi pelanggaran lebih lanjut yang dapat memperburuk kondisi lingkungan.
“Kami meminta Kepala UPP Kelas IlI Syahbandar Kolaka Utara untuk tidak menerbitkan Surat Ijin Berlayar (SIB) kepada tongkang yang menggunakan Dokumen PT. KMR, ” tutupnya.
Sekedar diketahui, meskipun aksi tersebut berlangsung dengan damai, para demonstran mengungkapkan kekecewaan mereka karena tak satupun anggota DPRD Kolaka Utara yang hadir untuk mendengarkan aspirasi mereka. Hal ini membuat para pendemo bersiap menyegel DPRD sampai ada anggota dewan yang bersedia menerima mereka.
Laporan : Asran