LENSAKITA.ID–KOLAKA UTARA. Pemerintah menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen. Dengan angka stunting di tahun 2021 sebesar 24,4 persen maka untuk mencapai target tersebut diperlukan penurunan 2,7 persen di setiap tahunnya.
Untuk mencapai hal tersebut Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kolaka Utara. Terus memaksimalkan langka-langka pencegahan terhadap penderita stunting.
Melalui Kepala Dinas Kesehatan Kolaka Utara Irham, SKM.,M.Kes menjelaskan, dalam upaya mengurangi penderita stunting yang ada di Kolaka Utara. Pihaknya sudah melakukan pemetaan langka-langka di semua Puskesmas yang ada di setiap Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Kolaka Utara, untuk melakukan langka pencegahan.
“Jadi langka yang di lakukan yaitu dengan memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil yang sudah memasuki 9 bulan masa kelahiran, pemberiaan tablet tambah darah serta asupan gizi yang lain,” kata Irham pada media Lensakita.id saat di temui diruang kerjanya beberapa hari yang lalu.
Lanjut ia menjelaskan, untuk memaksimalkan hal tersebut, hal yang dilakukan yakni dengan cara pendekaataan secara langsung kerumah-rumah masyarakat yang mengalami penderita stunting.
“Alhamdullilah untuk Kecamatan Kodeoha, dari tiga puluh kasus semua. Sudah kita kontak langsung dan interpensi langsung bersama Pj Bupati Kolaka Utara serta para Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terlibat,” tandasnya.
Sehingga ia berharap agar semua SKPD yang terlibat bisa saling bekerja sama dengan baik demi mencapai target yang di harapkan Pemda Kolaka Utara.
“In Sya Allah dengan kerja sama kami dengan SKPD lainnya, target 14% di tahun 2024 bisa di capai,” ucapnya.
Sementara itu Programer Gizi Dinkes Kolaka Utara Muliani, SKM, mengungkapkan bahwa, pemicu dari penderita stunting adalah. Kurangnya gizi kronis dalam waktu yang lama, Retardasi pertumbuhan intrauterine, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, dan perubahan hormon yang dipicu oleh stres, serta sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak.
“Jadi meski dia orang kaya, kalau pola makannya dia waktu hamil dia tidak bagus, itu juga bisa memicu terjadinya anaknya saat lahir menggalami stunting,” kata muliani pada media ini saat di konfirmasi di ruang kerjanya, Rabu (03/05/2023).
Ia juga menambahkan, untuk data penderita stunting di Kabupaten Kolaka Utara pada tahun 2022 berjumlah 458 jiwa. Sedangkan pada tahun 2023 turun menjadi 374 jiwa atau turun 5,56 persen.
“Tentu kita harapkan semua SKPD bisa bekerja sama dengan baik dalam menangani kasus stunting di Kolaka Utara sehingga apa yang kita harapkan bisa tercapai,” tutupnya.
Laporan : Asran