LENSAKITA.ID-KOLAKA UTARA, Puluhan masyarakat Petani Kelapa Sawit dari Kecamatan Buke yang tergabung dalam Aliansi Anggota Plasma Bersatu melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Bupati Konawe Selatan. Rabu (03/11/2021).
Mereka meminta Pemerintah Daerah Konsel membantu menuntaskan persoalan dengan Perusahaan Perkebunan PT Bintang Nusa Pertiwi (BNP) terkait pembayaran Plasma tidak sesuai kesepakatan awal dan disinyalir selama beroperasi belum mengantongi hak guna usaha
Mendengar orasi dari pengeras suara, Wakil Bupati Rasyid S.Sos M.Si yang sedang menerima tamu di lantai dua ruang kerjanya langsung turun menerima para pendemo yang dipimpin Adi Tamburaka, sekaligus mempersilahkan mereka masuk dalam ruang rapat untuk melaksanakan dialog.
Wabup Rasyid membuka percakapan, berpesan agar dalam melaksanakan seruan aksi, untuk tetap berada dalam batas koridor kewajaran dengan tidak melakukan perilaku yang merugikan hak orang lain atau pengrusakan fasilitas umum.
“Memperjuangkan kebenaran itu baik, tetapi kedepankan cara santun dengan menghindari perbuatan yang mengganggu ketertiban dan jauhi sifat anarkis. Juga agar terhindar dari jeratan kasus hukum,” imbuhnya.
Terkait tuntutan aksi, dirinya mengatakan sebelum mengambil sikap tegas kepada perusahaan, akan melakukan telaah terlebih dahulu tentang status company dengan melibatkan instansi terkait.
“Kita pelajari dulu point seruannya bersama enam OPD, target pekan depan telah keluar hasilnya, Setelah itu kita agendakan dengan memanggil pihak perusahaan untuk mengklarifikasi,”tuturnya.
Untuk itu dirinya meminta massa aksi untuk bersabar menunggu hasil kroscek data kelar. Terutama memastikan perusahaan telah memiliki izin hak guna usaha dan pembagian hasil plasma sesuai kesepakatan sebelumnya dengan petani.
“Selagi proses berjalan jangan terprovokasi atau merusak, karena perjuangan demi kepentingan masyarakat bisa lebih dihormati jika kondisi tentram dan damai,”timpalnya
Berselang beberapa jam usai pertemuan, Wabup Rasyid terjun kelapangan langsung melihat lokasi yang jadi polemik.
Laporan – Ricky Suratno Lababa