LENSAKITA.ID-KENDARI. Pernyataan Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) Sulawesi Tenggara (Sultra) terdiri dari Gerakan Aktivis Mahasiswa Sulawesi Tenggara (GAM Sultra), Lingkar Aktivis Mahasiswa Sulawesi Tenggara (LAM Sultra), Aliansi Masyarakat Pemerhati Korupsi Sulawesi Tenggara (AMPK Sultra), Geraka Aktivis Anti Korupsi Sulawesi Tenggara (GAAS Sultra) dan Garda Muda Anoa Sulawesi Tenggara (GMA Sultra), atas tudingan yang dialamatkan kepada Bupati Konawe Utara H.Ruksamin, bahwa “belum tuntas belajar kepemimpinan, tidak matang dan kekanak-kanakan” (http://mediaappi.com/aliansi-rakyat-menggugat-rkm-belum-tuntas-belajar-kepemimpinanbupati-konawe-utara).
Dan selanjutnya pernyataan Forum Aktivis Indonesia Sulawesi Tenggara (FAKSI Sultra), yang “menilai laporan Bupati Konut terhadap ARM bentuk pembungkaman berpendapat dan anti kritik” (http://tegas.co/2023/08/05/faksi-sultra-nilai-laporan-bupati-konut-terhadap-aliansi-rakyat-menggugat-bentuk-pembungkaman-berpendapat).
Hal tersebut mendapat respon terbalik dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo (BEM FKIP UHO).
Ketua BEM FKIP UHO Muhamad Agung Barlin menyatakan dengan tegas bahwa, tudingan dari AMR dan FAKSI Sultra yang dialamatkan kepada Bupati Konawe Utara. Menurutnya tidaklah benar dan dinilai adanya sebab kebencian belaka terhadap H. Ruksamin, dan tidaklah benar H. Ruksamin “anti kritik” apalagi tidak tuntas dalam hal kepemimpinan.
“Saya, Ketua BEM FKIP UHO menjadi saksi bahwa Bapak H. Ruksamin itu “tidak anti kritik” sebagaimana yang dituduhkan oleh ARM dan FAKSI. Faktanya, Pak H. Ruksamin sangat dekat dengan aktivis dan senantiasa hadir ketika diundang dalam kegiatan kemahasiswaaan, khusunya di Kampus FKIP UHO beberapa waktu lalu,” tegasnya, Minggu (06/08/2023).
Lebih lanjut Barlin menerangkan bahwa, tidak semua pemimpin atau kepala daerah berani masuk kampus untuk berdiskusi dengan mahasiswa dan aktivis. Ada yang takut di demo, di kritik dan adapula yang tidak siap menghadapi berjuta tanya dari civitas akademika kampus.
“Selama 4 tahun saya menempuh studi di FKIP UHO, belum pernah ada pejabat kepala daerah yang hadir untuk berdiskusi secara langsung dengan mahasiswa FKIP, kecuali Pak Ruksamin. Lantas, dimana anti kritiknya..?,” pungkas Barlin menimpali pernyataan ARM dan FAKSI.
Barlin menyampaikan pesan dan support kepada Bupati Konawe Utara, untuk terus semangat dalam memimpin daerah Kabupaten Konawe Utara dan terus semangat menebarkan kebaikan dan motivasi kepada masyarakat Sultra pada umumnya.
“Jadilah penyemangat, dunia sudah memiliki banyak kirtik. Tetaplah berlomba dalam kebaikan walaupun mereka abaikan, BEM FKIP UHO bersama Ruksamin, “Kritik Positif Adalah Teman Yang Baik, Hargai Yang Konstruktif
Abaikan Yang Merusak” tutupnya.
Laporan : Lensakita.id