LENSAKITA.ID-KOLAKA. Organisasi masyarakat adat Tolaki, Tamalaki Wuta Kalosara Sulawesi Tenggara (TWK Sultra) sukses kembali mengelar Pendidikan Dasar (Diksar) gelombang ke-II, Sabtu-Minggu 22-23.
Diksar yang digelar di wisata permandian air panas kea-kea Magolo Kelurahan Ulunggolaka Kabupaten Kolaka ini, diikuti 85 peserta dari 3 Kabupaten yakni Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) dan Kabupaten Kolaka.
Ketua TWK Sultra, Mansiral Usman mengatakan Diksar gelombang ke-II ini mengambil tema Medulu (bersatu) Mepokoaso Dalam Bingkai Kalosara Untuk Menciptakan Kader Tamalaki Yang Bermoral dan Beradab.
“Alhamdulillah, walaupun sederhana dalam pelaksanaannya namun ini sangat berkesan sebab para kader terdiri dari berbagai latar belakang pekerjaan,” kata Mansiral.
Menurutnya, Tamalaki hadir bukan untuk menggangu Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) atau menjadi Ormas yang prontal. Tamalaki ini merupakan Ormas Adat yang akan selalu hadir ditengah-tengah masyarakat.
“Ormas Tamalaki akan selalu hadir untuk melestarikan budaya dan adat istiadat. Menjadi motor penggerak dalam membina dan menciptakan generasi muda suku Tolaki yang paham adat, beretika dan bermoral,” ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Umum (Sekum) TWK Sultra, Asran Durahi mengungkapkan rasa bangganya dengan suksesnya Diksar yang dilaksanakan, meskipun dirinya tidak berada dilokasi Diksar.
“Terimakasih atas semua suport yang membantu pelaksanaan kegiatan Diksar II. Pengurus, Para Panglima dan panitia yang bekerja siang malam untuk mensukseskan Diksar ini,” kata Asran.
Bapak tiga putra ini, mengharapkan kader TWK yang baru bergabung untuk tetap menjaga marwah suku Tolaki dan nama baik Tamalaki. Menjaga nilai-nilai adab, etika dan moral yang terkandung dalam Kalosara sebagai falsafah hidup suku bangsa tolaki.
“Kalosara merupakan bukan hanya sekedar simbol tapi menjadi falsafah hidup suku ini. Inae kona sara ie pinesara, inae lia sara ie Pinekasara. Ini yang menjadi pegangan hidup suku Tolaki dalam hidup bermasyarakat,” jelas Asran.
Salah satu dewan pendiri TWK ini, meminta semua kader TWK Sultra untuk bersama aparat penegak hukum (APH) menciptakan Kamtibmas yang aman dan damai.
“Bersama bergandeng tangan untuk menciptakan daerah dan bangsa yang aman dan tentram. Kita beda bahasa daerah, beda agama ataupun beda warna kulit tapi kita semua tetap merah putih bangsa Indonesia. Selama masih merah putih dihati dan jiwa maka semua bersaudara,” tuturnya.
Laporan : Redaksi